Rabu, 12 Agustus 2009

Cerita lucu 3.1

MONYET KEBINGUNGAN Pada saat jam istirahat sekolah, Silvy mendatangi ketiga temannya yang sedang duduk di taman menikmati indahnya langit pagi yang begitu cerah. Silvy: Hai semua..., aku punya pertanyaan nih. Buah apa yang bikin monyet bingung? Heni: Gak tau ah...! Joni: Aku tahu aku tahu... pisang! Silvy: Kok bisa pisang, apa alasannya Jon? Joni: Karena kalau nggak ada pisang pasti monyetnya kelaparan dan mati. Silvy: Salah...! (Joni, Heni dan Agus terdiam) Agus: Nyerah deh... Silvy: Beneran..., kalian semua nyerah? (Joni, Heni dan Agus terdiam...) Silvy: Ya udah tak beritahu. Jawabannya adalah... buah jambu! Agus: (dengan rasa penasaran)Kok bisa buah jambu...? Joni: Apa alasanmu Silvy? Heni: Kok jambu... Silvy: (sambil menunjuk kepada ketiga temannya) He...he... Tuh bener kan, monyetnya pada bingung! Ha...ha...ha... Agus: (sambil tersenyum)...Awas kamu silvy, nanti ku balas kamu! INTERISTI SEJATI Karena tidak mempunyai tiket untuk menonton pertandingan secara langsung, seorang interisti, julukan bagi suporter fanatik Inter Milan mencoba memasuki stadion dengan cara memanjat tembok stadion Geusepe Meaza untuk melihat derbi klasik antara AC Milan vs Inter Milan. Setelah berhasil memasuki stadion, dia melihat satu tempat duduk belum terisi dan disebelahnya duduk seorang Kakek yang dengan tenang menunggu dimulainya derbi itu. Interisti yang belakangan diketahui bernama Francisco Tapanuli itu kemudian mendatangi si Kakek dan bertanya kepadanya, "Permisi Kek, apakah tempat duduk di sebelah anda ini memang kosong atau ada orang lain yang akan menempatinnya tetapi belum datang kesini?". Kakek yang memakai kaos bermotif garis biru hitam, (Seragam tim Inter Milan) lengkap dengan syal bertuliskan Internazionale Milano itu menjawab, "Tempat duduk ini memang kosong!. Kalau mau anda boleh menempatinya!". "Terima kasih Kek!", jawab Fransisco sambil duduk di sebelah Kakek itu. "Ngomong-ngomong, kenapa anda menonton pertandingan ini sendirian?", lanjut Francisco. "Selama lebih dari 20 tahun, saya bersama istri saya tak pernah sekalipun melewatkan derbi antara Inter Milan vs AC Milan, dan biasanya dia duduk di tempat duduk yang sedang anda tempati sekarang", jawab si Kakek. "Terus, dimana istri anda sekarang Kek?", tanya Francisco dengan penasaran. Dengan memandang ke wajah Fancisco Kakek menjawab, "Dia sudah meninggal dunia!". Mendengar jawaban Kakek, Francisco berkata, "Oh... Maaf Kek. Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya istri anda". "Terima kasih!", tutur si Kakek. Francisco dan Kakek terdiam. Beberapa saat kemudian Francisco kembali bertanya kepada si Kakek, "Kenapa anda tidak mengajak kerabat yang lain untuk menonton pertandingan ini?". "Sekarang mereka semua sedang sibuk!", jawab Kakek. "Sibuk apa mereka Kek?", Francisco bertanya lagi. Dengan tenang si Kakek menjawab, "Mereka sedang menghadiri pemakaman istri saya". Francisco, "...!!!", (dalam hati dia berkata, "Bener-bener Interisti Sejati"). PASAR BUAH Pada suatu malam, si Joko duduk berdua dengan kekasihnya memandangi bintang-bintang di langit. "Malam ini sangat indah ya...", tutur si Joko yang diikuti senyuman oleh kekasihnya. Sembari memandang wajah kekasihnya, Joko melanjutkan ucapannya "Sayang..., Hitam matamu bagai buah manggis, lengkung alismu seperti pisang raja, hidung mancungmu melambangkan kesegaran buah belimbing, bibir merahmu menggambarkan manisnya buah apel, halusnya kulit wajahmu melebihi halusnya buah mangga". "Kok bisa gitu...?", tanya kekasihnya. Spontan saja Joko menjawab "Wajahmu benar-benar seperti pasar buah..! Ha... ha... ha....!!!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang baik.